Oleh-oleh
Membawa buah tangan sepertinya sudah menjadi budaya nenek moyang
yang tak bisa dihilangkan. Budaya baik yang harus dilestarikan. Budaya memberi
dan mengingat orang-orang yang menempati ruang masing-masing di hati ini. Sore
ini kami ke Bugis Street tak jauh dari stasiun Raffles. Tempat
murah membeli oleh-oleh. Tergiur dengan barang-barang didalamnya. Ada t-shirt,
mainan kunci, potong kuku, tas, dompet, coklat dan sebagainya. Kami dapat
menanyakan harga barang dengan bahas Inggris maupun melayu, karena mayoritas
pedagang adalah orang melayu. Beberapa oleh-oleh barang kami beli disini,
selain memang harganya terjangkau, tempatnya yang berbentuk lorong panjang juga
pas sebagaimana pasar yang ada di Indonesia. Hanya bedanya di Singapura tak ada
sampah sedikitpun yang tampak dijalanan. Usai berbelanja kami kembali ke flat.
Menikmati lelah nan menyenangkan hari ini.
Masih seputar tempat belanja, Geylang adalah pusat perbelanjaan
masyarakat Melayu. Dahulu masyarakat Melayu berkumpul disekiatar kawasan Geylang
Road. Namun karena pembangunan yang begitu pesat, maka masyarakat Melay
tersebar ke berbagai wilayah. Namun kawasan Geylang ini tetap menjadi tempat
berkumpul dan berinteraksi yakni pasar masyarakat Melayu.
Di pasar ini terdapat
beraneka ragam makanan, pakaian atau yang biasa dsebut baju kurung khas Melayu,
kerudung dan sebagainya. Terdapat juga toko buku, setelah melihat beberapa rak,
tampak buku yang ada adalah ekspor dari Malaysia dan Indonesia. Maklum, Negeri
singa putih ini masih sangat muda dan
belum banyak ditemukan penulis atau pengarang buku didalmnya. Namun
sekolah-sekolah yang ada di Singapura saat ini bertaraf Internasional. Ini
menunjukkan bahwa mereka telah mempersiapkan kematangan masa depan sejak dini.
Mendidik siswa berkualitas saat ini akan menghasilkan banyak ilmuan di masa
depan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar