Rabu, 24 Februari 2016

SG, 18 Oktober 2015




Untuk sebuah perjalanan karunia Tuhan aku tidak punya oleh-oleh yang berharga. Singapura. Negeri dengan mata uang $ Singapura akhirnya membuka diri untuk aku kunjungi. Tanpa pernah terbayangkan sebelumnya. Aku tidak punya apa kecuali sepenggal kisah perjalanan ini. Semoga keberkahan tercurah pada kita.
Keberangkatan
Hari keberangkatanku dengan seorang teman bernama Putri ke NUS (National University of Singapore) berbekal niat belajar begitupun doa restu orang tua, guru dan teman-teman kami berangkat menuntut ilmu ke negeri maju, Singapura. Tepat pukul 05.00 kami berangkat dari Malang menuju bandara Juanda Surabaya. Kami berangkat dengan maskapai Tiger Air, dengan jadwal penerbangakatan pukul 10.10 WIB.
Begitu banyak nikmat Tuhan yang sepatutnya disyukuri. Kami sampai Changi Airport dengan selamat pukul 13.15 waktu setempat. Tiba di bandara sempat bingung apa yang harus dilakukan. Kami hanya mengikuti orang-orang yang berjalan lurus kemudian mengisi formulir guna pemeriksaan embarkasi/migrasi. Dalam blanko, terdapat kolom alamat tinggal yang kami tidak punya. Kami segera menelepon bapak Suhami, tuan rumah yang akan kami singgahi selama di Singapura. Sedikit bermasalah dengan prosedur embarkasi di Changi Airport. Kesalahan yang kami lakukan adalah tidak membawa surat pengantar dari sekolah bahwa memang kami student exchange yang akan belajar selama dua minggu di Singapura. Dengan sedikit berbelit-belit akhirnya kami dapat keluar dari bandara  Changi dengan alasan singkat. “Ibu petugas yang terhormat, Ibu Elsya, tuan rumah  yang menjemput kami hari ini sudah menunggu lama di ruang tunggu.”
Tuhan, izinkan aku memulai cerita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar