Kamis, 25 Februari 2016

SG, 24 Oktober 2015



Seminar Teologi al Ashr Kyai Ahmad Dahlan
Hari ini kuliah libur. Sebagaimana yang terencana, kami mengikuti seminar A. Zaki mengenai bukunya teologi surat al Ashr, Kyai Ahmad Dahlan. Tempat seminar tidak jauh dari Kampung Gelam, wilayah yang dulunya menjadi tempat majemuk muslim melayu. Ada tiga jalan yang berada di kampung Gelam, yaitu Busuroh, Kandahar, dan Arab Street
Pada zaman penjajahan Inggris, masyarakat melayu dari Indonesia, Malaysia dan beberapa Negara tetangga saat akan menunaikan ibadah Haji mereka singgah ke Kampung Gelam. Mereka berlayar dari berbagai pulau kemudian bermukim di Singapura beberapa bulan untuk bekerja mencari tambahan bekal ke Tanah Suci. Kami sempatkan mampir ke masjid Sultan, masjid pertama di Singapura. Satu-satunya masjid di Singapura yang menyuarakan azan menggunakan pengeras suara. Tak lama menunggu hujan reda, kami melangkah menuju Taman Warisan Melayu. Taman ini bekas peninggalan istana Singapura. Gaya arsitektur bagian depan masih sama sebagaimana aslinya, hanya saja bahan-bahan sudah diganti dengan yang baru. Kami melihat sejarah Yusof Ishak, presiden pertama Singapura, satu-satunya presiden Singapura yang berkebangsaan Melayu. Dari sinipun saya tahu bahwa dahulu nama Negara ini adalah Temasek, sebelum akhirnya berganti menjadi Singapura.
Seminar kami ikuti dari awal hingga akhir. A. Zaki, Dosen Universitas Muhamadiyah Surakarta banyak menjelaskan masalah Muhammadiyah dan perkembangannya di Indonesia. Ia menjelaskan bagaimana teologi al Ashr menyaingi al Maun, teologi yang familiar di kalangan Muhamadiyah. Kiyai Ahmad Dahlan mengajarkan al Maun kepada muridnya selama tiga bulan agar muridnya peka terhadap kehidupan fakir miskin. Lebih dari itu Kyai Ahmad Dahlan mengajarkan surat Al Ashr selama delapan bulan pada muridnya. Ia mengatakan bahwa makna al Ashr yakni demi masa, maksudnya adalah demi masa yang terus bergerak ke depan. Ini dimaksudkan agar mereka dapat menghargai waktu, agar semakin berjalannya waktu banyak hal yang dapat dilakukan Muhamadiyah untuk mensejahterakan kehidupan sosial.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar