Tidak Selalu Benar
Paham yang mendoktrin
pikiran manusia tidak selalu benar. Aku baru sadar kalau pemahamanku selama ini
salah. Suka minder melihat bacaan mahasiswa berbau ilmiah. Buku yang ditenteng
seputar teori linguistik, filsafat, pemikiran modern, politik, kritik wacana
dll. Iri juga kapan seperti mereka. mengingat sekarang bukan siswa SD atau SMP
lagi. Mestinya keterampilan membaca juga berkembang. Bacaan novel, cerpen, baik
diganti dengan yag memainkan logika. Sangat setuju dengan pendapat ini. Meski
realisasi masih menanti
Tapi pagi menjelang
siang tadi tidak sengaja dapat pembelaan. Salah satu guru bertutur, “
tinggalkan bacaan yang kamu tidak senang membacanya, Kalau kamu paksa membaca
bacaan berat malah hilang minat bacamu.”
Meski bobot bacaan penting, tapi yang utama adalah jangan sampai minat
baca hilang. Kalau hilang, jangankan 1 buku, selembar pun jengah. Ini sama
seperti orang sehat tapi ingin sakit, sengaja mencari penyakitnya sendiri. Sudah
hobi baca, malah dihapus hobinya dengan memaksa konsumsi bacaan berat. Hati-
hati dengan hobi hampir punah ini, apalagi sekarang Dunia serba internet, buku
nyaris pajangan berdebu lemari tua perpustakaan sekolah.
Jangan bunuh hobi
bacamu hanya karena ingin disanjung benar sang akademisi. Sejatinya semua buku
jendela ilmu pembuka cakrawala berpikir. Bidangnya memang bercorak, itu
membuktikan betapa beragam ciptaan Tuhan. J
Malang, 30 maret
2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar