Aku dan Qolam Tuhan
Mengukir kata demi kata yang
layak digoreskan lewat “Qolam” pada lembaran putih ternyata tak semudah
yang dibayangkan. Pikiran terus berkelit dengan kata yang bertebaran
namun masih saja tak
mampu menuangkan
lewat lisan maupun tulisan. Adakah yang salah dengan semua ini? Ajarkan aku,
Tuhan.
Tuhanku menitipkan “kalamNya”
kitab Al-Quran yang mulia
pada Nabi yang mulia, pada bulan yang mulia, dikota yang mulia, dengan isi
kandungan yang mulia dan tentunya hanya akan diwariskan pada hamba-Nya yang
mulia. Aku tau Tuhan akan ajarkan, maka cari taulah bagaimana cara Tuhan mengajarkan.
“Bacalah dengan menyebut nama Tuhan-mu yang menciptakan”.
Dalam gua Hira yang tak
tembus cahaya Nabi Muhammad mendapat ilmu Tuhan untuk pertama kalinya.Ternyata
sejak dulu telah diajarkan bahwa ilmu merupakan investasi terbesar, terbukti
bahwa kita diajarkan untuk membaca yang menjadi kunci utama mendapatkan ilmu.
Membaca alam, menbaca pikiran, membaca keadaan. Lalu kemudian hasil bacaan akan
dituangkan dalam tulisan sebagai bentuk warisan ilmu pengetahuan di masa depan.
Sekali lagi kita renungkan
apa itu MEMBACA?
Bacalah alam ketika rinai
hujan membasahi bunga-bunga ditaman, terlihat anak-anak dengan tawa ceria
bermain membasahi diri mereka dibawah rintiknya, padi sawah yang hijau
membentang pun ikut tersenyum menyambut derasnya hujan. Inilah makna membaca
yang sesungguhnya. Membaca alam ciptaan Tuhan, membaca dengan menyebut nama
Tuhan yang menciptakan.
Aku bukan penulis, Aku sulit
merangkai kata untuk kemudian menuliskannya.
Ternyata kita sama, masalah utamanya
adalah enggan membaca atau mau membaca tapi tidak mau memahaminya. Ingatlah kata
saidina Ali r.a "Ikatlah ilmu itu dengan menuliskannya" . Jika Tuhan
tidak ajarkan kita lewat “Kalam-Nya” (AlQuran) untuk manusia agar menulis
dengan “Qolam” (pena), maka tidak akan ada perkembangan zaman akibat
hilangnya ilmu pengetahuan.
Kemudian
apa lagi yang Tuhan ajarkan?
Setelah
membaca dengan menyebut nama Tuhan, lalu mengikatnya dengan tulisan maka tugas
selanjutnyalah untuk menyampaikan lewat ucapan. ”Dia-lah yang menjadikan
kamu khalifah dimuka bumi” maka tugas khalifah untuk menyampaikan segala
ilmu pada orang sekitarnya. Jangan pernah ragu dalam mentransfer ilmu, karena
ilmu tidak akan ada habisnya. Sekalipun memakan dedaunan sebagai kertas, menguras
lautan sebagai tinta dan menghabiskan berjuta ranting sebagai “Qolam”nya.
Maka
inilah rantai ilmu yang diajarkan Tuhan. Hanya dengan satu kata “Qolam”
tapi memiliki beberapa makna yang saling berhubungan. Membaca “Kalam”
Tuhan, menulis dengan “Qolam”, kemudian menyampaikan yang telah ditulis “Qolam”
lewat “kalam” untuk makhluk sekalian alam.
Wallahu a’lam bissowab.
Afini Hidayah. BSA
Pemenang ke 2 Essay halaqoh ilmiah fair MSSA dari
mabna faza, 07 april 2013.